Prosesi

pagi-pagi
dengan berbisik
kamu mengetuk jendela asmaraku
yang lusuh
tapakmu gontai
dan kamu pulang lagi
manisnya senyummu juga mampir
di teras jiwaku siang harinya
membelai manja separuh rasaku
membuatku hampir gila
namun kau pulang lagi

temaram mentari petang
kupikir membebankan kaki
dan memaksamu
untuk bermalam di hangatnya diriku
aku keliru
kamu tetap pamit untuk pulang
hanya kepada malam
yang turun mengepung hari
dengan kelegaman
aku berasa
lantas aku berkata,
jalan di ujung tak tampak
karena malam menjadikannya hilang dipeluk gelap,
cahaya hanya ada dua,
rembulan dan diriku yang meminta,
bermalamlah di sini
dan jadikan kamu
penghuni jiwaku
kos raflesia, tangerang
9 november 2006