satu pagi di kamarmandi

aku bunuh sebuah pagi dalam kamarmandi yang menyanyi
setelah sebelumnya dikejutkan
oleh sisa doa
yang
tak
habis
dimakan tikus tadi malam

bersama pagi kubunuh seikat waktu yang dibeli di supermarket seminggu lalu
bau kulkas, ujarmu
dari atas ranjang yang juga bau
mani

maka tandaslah
angkaangka
alamatalamat
deringdering
maka mampuslah
tanyajawab
hirukpikuk
basabasi
tinggal kamarmandi menangis

O, kamarmandi yang merah karena pagi yang berdarah
karena waktu yang bernanah
karena bau yang payah
karena bulan yang patah
karena buku yang terkunyah
karena televisi yang marah
karena weker hamil tua

petojo, 140110

Si Kangen

aku benci kamu
sejak sebiji kangen tengkurap
di gemburnya hatiku
di luasnya pekarangan mataku
di merahnya luka
di lukanya merah …baca lebih lanjut

Bocah

Dulu,

waktu aku masih bocah,

ketika mengisap puting ibu berdiam di hari-hariku,

dan kukencingi, tak hanya di ranjang, dalam peluk ibu,

kupikir aku menanyai-Mu

hanya dalam malam kering,

dan malam basah kuisi dengan tarian kegirangan.

Tarian yang kuyup ketenangan,

kutimba dari sumur cintaku,

atau pompa tanah di pekarangan tetangga. …baca lebih lanjut

Bocah Pemimpi

tiap-tiap hari
sosok bocah laki kumal
susuri gang tengah berkursi-kursi
ganggu empati, ganggu tidurku
berutin dengan tangan yang tapak menganga
mengharap rupiah dengan menjual kasihan
gendong bocah perempuan berkoreng
yang entah adiknya
yang entah melirik
siapa tanya, siapa peduli

gelas plastiknya belum luber receh
ia tak berani pulang
yang tinggal di belakang MCK umum
dekat rel, di seruas gang becek

aku malu
aku tak berbuat apapun
hanya mengorek saku
dan menjejalinya berbelas-belas lempeng logam
tiap harinya
aku sudah kalah
aku yakin kalah
siapa tanya, siapa peduli

23 agustus’05
P-25, perjalanan pulang Karawaci-Petojo

Dimuat di kabarindonesia.com, 29 Januari 2007