Bocah Pemimpi

tiap-tiap hari
sosok bocah laki kumal
susuri gang tengah berkursi-kursi
ganggu empati, ganggu tidurku
berutin dengan tangan yang tapak menganga
mengharap rupiah dengan menjual kasihan
gendong bocah perempuan berkoreng
yang entah adiknya
yang entah melirik
siapa tanya, siapa peduli

gelas plastiknya belum luber receh
ia tak berani pulang
yang tinggal di belakang MCK umum
dekat rel, di seruas gang becek

aku malu
aku tak berbuat apapun
hanya mengorek saku
dan menjejalinya berbelas-belas lempeng logam
tiap harinya
aku sudah kalah
aku yakin kalah
siapa tanya, siapa peduli

23 agustus’05
P-25, perjalanan pulang Karawaci-Petojo

Dimuat di kabarindonesia.com, 29 Januari 2007

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *